Menuju Istana Negara
Seputar tentang para kandidat presiden republik indonesia periode 2009-2014

SBY-BOEDIONO telah membuktikan Pilpres 1 Putaran

5:45 PM

Kemenangan SBY-Boediono Satu Putaran Hemat Anggaran

Karimun, Kepri (ANTARA News) - Kemenangan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden SBY-Boediono dalam satu putaran pada Pilpres, Rabu (8/7) telah menghemat anggaran negara mencapai triliunan Rupiah.


"Selaku masyarakat kami jelas menyambut gembira, kami berharap dana yang telah dihemat itu, bisa digunakan untuk peningkatan perekonomian masyarakat dan perbaikan dunia usaha," ucap Ketua Apindo Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri, Dwi Untung, di Tanjung Balai Karimun (TBK), Kamis.

Dwi Untung menjelaskan khusus untuk permasalahan di Karimun, setelah diresmikan Free Trade Zone (FTZ) oleh SBY, arus investasi seakan-akan berjalan ditempat, disebabkan sarana dan prasarana masih minim.

"Ada tiga hal yang mestinya mendapat prioritas penyelesaian dalam jangka pendek, pertama krisis listrik, pelabuhan dan air bersih, harapan kami setelah SBY kembali menjabat, ketiga permasalahan tadi secepatnya dapat terselesaikan dengan anggaran Pilpres putaran kedua yang telah terselamatkan," harapnya.

Selain itu dia menuturkan kemenangan SBY-Boediono dalam satu putaran, tak hanya menghemat dari sisi material saja, tapi juga dari sisi non material.

"Penyelenggaraan Pilres butuh `energi` yang sangat besar dari semua pihak dan masyarakat pemilih tidak kembali disibukan menyalurkan hak pilihnya untuk kedua kalinya," tuturnya.

Sementara, Amran, tokoh masyarakat, mengharapkan tenaga cadangan yang telah disiapkan untuk putaran kedua oleh presiden terpilih digunakan untuk lebih memfokuskan perhatian pada dunia pendidikan.

"Salah satunya dengan mewujudkan guru-guru yang berdisiplin tinggi sesuai dengan kesejahteraan yang telah mereka peroleh. Fakta di Karimun, guru berdisiplin dan memiliki dedikasi tinggi itu sudah nyaris punah," katanya.

Bila dibandingkan dengan anggaran Kabupaten Karimun yang telah dialokasikan untuk sektor pendidikan sekitar 25 persen dari Rp875 miliar lebih.

"Output dari kegiatan belajar mengajar serta wacana pendidikan gratis masih sangat jauh dari harapan," ucapnya.

Ada tiga alasan dirinya berpendapat seperti itu pertama kualitas guru masih rendah, tidak sedikit dari guru itu `nongkrong` di warung kopi saat jam pelajaran, biaya yang ditetapkan sekolah untuk pembelian baju seragam sangat memberatkan wali murid. (*)

COPYRIGHT © ANTARA

Read On 0 comments
6:59 AM

Liputan6.com, Jakarta: Sosialisasi keputusan Mahkamah Konstitusi tentang penggunaan Kartu Tanda Penduduk (KTP) digelar di Sekretariat Panitia Pemungutan Suara Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan, Selasa (7/7). Sosialisasi juga digelar di Kelurahan Kramat Pela. Terkait sosialisasi logistik pemilihan presiden akan dilaksanakan malam nanti.

Sementara para lurah di Samarinda, Kalimantan Timur, terus mengecek persiapan akhir. Salah seorang di antara lurah menyatakan kalau persiapan di wilayahnya sudah mencapai 100 persen. Seluruh logistik pemilu juga sudah didistribusikan ke 30 Tempat Pemungutan Suara.

Aparat Dusun Banubanua, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, juga membantu pendataan warga yang belum masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Para staf Desa Lembang-lembang, Kecamatan Limboro ini sigap mengurus Kartu Tanda Penduduk yang diperlukan waktu menggunakan hak pilih.

Persiapan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pun masih terus dilakukan. Salah satunya di Kelurahan Mawar, Banjarmasin Barat. Petugas pemungutan suara sudah mempersiapkan tempat untuk mencontreng. Warga juga sudah menerima surat formulir C-4.(OMI/VIN)
Read On 0 comments

BJ Habibi Pernah Bilang Soeharto Kurang Ajar

5:32 AM

Jakarta, POS KUPANG.Com - Mantan Menteri Pariwisata di era Presiden BJ Habibie, Marzuki Darusman, dalam buku yang baru diluncurkannya "Kekacauan Negara di Tengah Presiden Ketiga dan Keempat," menyebutkan Habibie pernah mengumpat Soeharto karena Presiden Kedua RI ini meragukan kemampuannya.

"Bapak kurang ajar," demikian hardikan Habibie kala itu kepada Presiden Soeharto yang menjadi atasannya selama puluhan tahun, seperti dituturkan Marzuki, Kamis (2/7/2009)
Pada bagian II buku tersebut, Marzuki Darusman menulis sisi lain di balik suksesi 1998 dari Presiden Soeharto kepada wakilnya, BJ Habibie.
Disebutkan, Soeharto nekat melanjutkan pemerintahannya dan menilai wakilnya (Habibie) tidak bisa mengatasi krisis ekonomi dan politik yang sedang melanda Indonesia saat itu.
"Kalau saya berhenti sekarang, apa wakil saya itu bisa," demikian penuturan Presiden Soeharto kepada sejumlah tokoh nasional yang dipimpin Nurcholis Majid saat menemui salah satu orang terkuat Asia itu di Jalan Cendana.
Penilaian miring Soeharto itu akhirnya didengar Habibie. Dan setelah diberitahukan oleh Tanri Abeng, Habibie marah dan langsung menemui Soeharto di Cendana hingga kata "kurang ajar" keluar dari mulutnya.
Buku yang diterbitkan Dian Rakyat dan diluncurkan, Kamis, di Istora Senayan, Jakata itu memang mengungkap sisi lain dibalik suksesi kepemimpinan nasional pada 1998.
Marzuki mengatakan buku yang ditulisnya tersebut bersifat fiksi, namun bisa juga dinilai realita karena diangkat dari fakta sejarah yang tidak semua orang mengetahuinya.
"Hal yang ingin diangkat dalam buku ini adalah pesan moral bahwa semua manusia memiliki derajat yang sama. Presiden adalah manusia, Menteri juga manusia. Semua manusia punya kekurangan. Dalam kekurangan itu kita dituntut saling menghargai, bukan untuk saling menghujat," kata Menteri Kehutanan era Abdurahman "Gus Dur" Wahid ini.
Hadir dalam acara peluncuran buku Marzuki Usman, dua mantan Menteri di era kepemimpinan Presiden BJ Habibie yaitu Malik Fadjar dan Tanri Abeng.
Malik Fadjar yang mantan Menteri Agama saat itu mengakui rumahnya pernah digunakan untuk rapat 14 orang menteri yang mengundurkan diri dari kabinet Soeharto.
Ia mengungkapkan, pengunduran diri Soeharto bukan semata lantaran mundurnya 14 Kabinet Pembangunan VII, namun karena banyak aspek terutama tekanan politik dan ekonomi yang semakin mempersulit kondisi negara.
Sedangkan Tanri Abeng mengaku mendengar langsung ucapan Presiden Soeharto yang kurang mempercayai kemampuan Habibie dalam memimpin negara.

"Saya dengar sendiri kesan Pak Harto terhadap Pak Habibie," kata Abeng. (ANTARA)

Read On 0 comments

Visi dan Misi Mega-Pro

4:17 AM

VISI DAN MISI

A. CALON PRESIDEN

Nama : Dyah Permata Megawati Setyawati photo-megawati

Tempat/ Tanggal Lahir : Yogyakarta, 23 Januari 1947

Agama : Islam

Status perkawinan : Menikah

Suami : Taufik Kiemas

Anak : Tiga orang.

Pendidikan:

  • SD Perguruan Cikini Jakarta, (1954-1959)

  • SLTP Perguruan Cikini Jakarta, (1960-1962)

  • SLTA Perguruan Cikini Jakarta, (1963-1965)

  • Fakultas Pertanian UNPAD Bandung (1965-1967).

  • Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1970-1972).

Riwayat Pekerjaan

  • Anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Bandung), (1965)

  • Anggota DPR-RI, (1993)

  • Anggota Fraksi DPI Komisi IV

  • Ketua DPC PDI Jakarta Pusat, Anggota FPDI DPR-RI, (1987-1997)

  • Ketua Umum PDI versi

  • Munas Kemang (1993-sekarang) PDI yang dipimpinnya berganti nama menjadi PDI Perjuangan pada 1999-sekarang

  • Wakil Presiden Republik Indonesia, (Oktober 1999-23 Juli 2001)

  • Presiden Republik Indonesia ke-5, (23 Juli 2001-2004)

Pengalaman Organisasi:

  • Aktivis GMNI, 1965-1972

  • Ketua Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Cabang Jakarta Pusat

  • Ketua Umum DPP PDI, 1993-1998.

  • Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, 1998 sampai sekarang.

Pengalaman Pekerjaan:

  • Anggota DPR/MPR periode 1987-1992, 1992-1997, 1999, Pimpinan Fraksi PDI dan Anggota BKSAP DPR.

  • Wakil Presiden Republik Indonesia, 1999-2002.

  • Presiden Republik Indonesia, 2002-2004.

Lain-Lain :

  • Pembicara SESKOAD, SESKOGAB, SESKOAU, tahun 1994-1996.

  • Peserta Konferensi Wanita Islam International di Pakistan, tahun 1994.

  • Mengikuti Konferensi Intern Parliamentary Union.

B. CALON WAKIL PRESIDEN

Nama : Prabowo Subianto photo-prabowo

Tempat/ Tanggal Lahir : Jakarta, 17 Oktober 1951

Agama : Islam

Status Perkawinan : Pernah Kawin.

Istri : -

Anak : Satu orang

Pekerjaaan:

  • Pengusaha

Riwayat Pendidikan:

  • SD di Hongkong.

  • SMP di Zurich.

  • SMA: American School In London, U.K. (1968)

  • Akabri Darat Magelang (1970-1974)

  • Sekolah Staf Dan Komando TNI-AD

  • Akademi Militer (Akmil) 1974

Pengalaman Pekerjaan:

  • Danjen Kopassus (1996-1998)

  • Pangkostrad (1998)

  • Presiden dan CEO PT Nusantara

Pengalaman Organisasi:

  • Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) 2004-Sekarang.

  • Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia raya (Gerindra)

Read On 0 comments

Visi dan Misi SBY-Boediono

4:16 AM

VISI DAN MISI

A. CALON PRESIDEN

Nama : Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyonophoto-sby

Lahir : Pacitan, Jawa Timur 09 September 1949

Agama : Islam

Isteri : Kristiani Herawati

Anak : Dua orang

Pendidikan :

  • 1973 : Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akbar)
  • 1976 : American Language Course, Lackland, Texas-AS
  • 1976 : Airbone and Ranger Course, Fort Benning-AS
  • 1982 - 1983 : Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning - AS
  • 1983 : On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg-AS
  • 1983 : Jungle Warfare School, Panama
  • 1984 : Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman
  • 1985 : Kursus Komando Batalyon
  • 1988 - 1989 :
    - Sekolah Komando Angkatan Darat
    - Command and General Staff College, Fort Leavenwort, Kansas – AS
    - Master of Art (MA) dari Management Webster University, Missouri
  • 2004 : Doctorate (Dr) Institut Pertanian Bogor, Indonesia

Riwayat Pekerjaan:

  • 2004 - sekarang : Presiden Republik Indonesia
  • 10 Agustus 2001 - 12 Maret 2004 : Menko Polkam, Kabinet Gotong Royong
  • 26 Oktober 2000 - 01 Juni 2001 : Menko Polsoskam, Kabinet Persatuan Nasional
  • 20 Oktober 1999 - 26 Agustus 2000 : Mentamben, Kabinet Abdurrahman Wahid
  • 16 Februari 1998 - November 1998 : Kepala Staf Sosial Politik (Kasospol) ABRI
  • 23 Agustus 1996 - 26 Agustus 1997 : Panglima Kodam II Sriwijaya
  • Maret 1996 - Agustus 1996 : Kepala Staff Kodam Jaya
  • November 1995 - November 1996 : Kepala Pengamat Militer PBB di Bosnia dari UNPF (United Nation Peace Force)
  • 1994 - 1995 : Komandan Korem Pamungkas 072 Yogyakarta
  • 1994 : Assisten Operasi Kodam Jaya
  • 1993 : Komandan Brigade Infantry 17, Kujang I Kostrad

Penghargaan :

  • 1973 : Lencana Adi Mahakarya dari Presiden Republik Indonesia sebagai Lulusan Terbaik Akabri
  • 1983 : Honorour Graduated IOAC, USA
  • 2003 : Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik

Pangkat Terakhir :

  • Jenderal TNI, 25 September 2000, Pensiun 10 November 2000

B. CALON WAKIL PRESIDEN

Nama : Dr. Boedionophoto-boediono

Lahir : Blitar, Jawa Timur, 25 Februari 1943

Agama : Islam

Isteri : Herawati

Anak : Dua orang


Pendidikan :

  • S1 : Bachelor of Economics (Hons.), University of Western Australia (1967)

  • S2 : Master of Economics, Monash University, Melbourne, Australia (1972)

  • S3 : Doktor Ekonomi Bisnis Wharton School University of Pennsylvania, Amerika Serikat (1979)

Pekerjaan :

  • Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada

  • Direktur III Bank Indonesia Urusan Pengawasan BPR (1996-1997)

  • Direktur I Bank Indonesia Urusan Operasi dan Pengendalian Moneter (1997-1998)

  • Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas Kabinet Reformasi Pembangunan (1998-1999)

  • Menteri Keuangan Kabinet Gotong Royong (2001-2004)

  • Menteri Koordinator bidang Perekonomian menggantikan Aburizal Bakrie pada Reshuffle I Kabinet Indonesia Bersatu (2005-2009)

Read On 0 comments

Visi dan Misi JK-Win

4:05 AM

VISI DAN MISI

A. CALON PRESIDEN

Nama : M. Jusuf Kallaphoto-jk

Tempat dan Tanggal Lahir : Watampone-Sulawesi Selatan, 15 Mei 1942

Agama : Islam

Status Pernikahan : Menikah

Nama Istri : Ny. Mufidah Jusuf

Jumlah Anak : Lima orang

Pekerjaan : Wakil Presiden Republik Indonesia (2004-2009)

Riwayat Pendidikan :

  • Fakultas Ekonomi, Universitas Universitas HasanudinMakassar, 1967

PENGALAMAN ORGANISASI :

  • Mahasiswa

(1964-1966) Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi UNHAS

(1965-1966) Ketua Umum HMI Cabang Makassar

(1966-1968) Ketua umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia Sulsel

  • Profesi

(1985-1997) Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Sulsel

(1997-2002) Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia

(1985-1995) Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi (ISEI) Sulsel

(1987-2000) Wakil Ketua ISEI Pusat

(2000-sekarang) Penasehat ISEI

(1990-sekarang) Ketua Umum Ikatan Alumni UNHAS Makassar

  • Sosial/Pendidikan

(1975-1995) Ketua Yayasan Universitas Muslim Indonesia, Makassar

(1975-sekarang) Ketua Perguruan Islam Datumuseng Makassar

(1980-sekarang) Anggota Dewan Penyantun UNHAS, IAIN, IKIP Makassar

(1982-sekarang) Ketua Umum Yayasan Pendidikan Hadji Kalla

(1990-sekarang) Ketua Umum Yayasan Pendidikan Al Gazali Makassar

(2002-2006) Anggota Wali Amanat IPB Bogor

(2004-sekarang) Dewan Penyantun Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan

Ketua Umum Antar Agama Sulsel

PENGALAMAN PEKERJAAN:

  • Pemerintahan

(1999-2000) Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI

(2001-2004) Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat RI

  • Legislatif

(1965-1968) Anggota DPRD Sulawesi Selatan

(1982-1987) Anggota MPR RI Utusan Golkar

(1987-1992) Anggota MPR RI Utusan Golkar

(1992-1997) Anggota MPR RI Utusan Daerah

(1997-1999) Anggota MPR RI Utusan Daerah

  • Golkar

(1965-1968) Ketua Pemuda Sekber Golkar Sulawesi Selatan

(1978-1999) Anggota Dewan Penasihat DPD Golkar Sulsel

(1999-2004) Anggota Dewan Penasihat DPP Golkar Sulsel

(2004-sekarang) Ketua Umum DPP Partai Golkar

  • Dunia Usaha

(1966-2001) Direktur Utama CV. Hadji Kalla

(1969-2001) Direktur Utama PT. Bumi Karsa

(1988-2001) Komisaris Utama PT. Bukaka Teknik Utama

(1988-2001) Direktur Utama PT. Bumi Sarana Utama

(1993-2001) Direktur Utama PT. Kalla Inti Surya

(1995-2001) Komisaris Utama PT. Bukaka Singtel International

PENGHARGAAN :

(2007) Doktor Honoris Causa dari Universitas Malaya

(2009) Doktor Honoris Causa dari Universitas Soka, Jepang

(2009) Menerima Tanda Kehormatan “Commander Del’ Odre de Leopold” dari Kerajaan Belgia

B. CALON WAKIL PRESIDEN

Nama : H. Wiranto, S.IP., SHphoto-wiranto

Tempat/Tangal Lahir : Yogyakarta, 4 April 1947

Agama : Islam

Status Pernikahan : Menikah

Istri : Hj. Uga Usaman, SH., M.Si

Anak : Tiga orang

Pendidikan Formal

  • SD Tahun 1959

  • SMP Tahun 1962

  • SMA Tahun 1965

  • Akademi Militer Nasional Tahun 1968

  • Universitas Terbuka (Fak. Ilmu Sosial & Politik) Tahun 1995

  • Perguruan Tinggi Ilmu Hukum Militer Tahun 1996

Kursus/Pelatihan

  • Sussarpara Tahun 1968

  • Sussarcab Infantri Tahun 1969

  • Susjursar Tahun 1972

  • Suslapa Infantri Tahun 1976

  • Suspabinlatsat Tahun 1984

  • Seskoad Tahun 1984

  • Lemhanas Tahun 1995

Pengalaman Jabatan

  • Dan To 1/C Yonif 713 DAM XIII TMT 01-11-69

  • Wadan Kima Yonif 713 DAM XIII TMT 01-01-71

  • Kasi – 1 Yonif 713 DAM XIII TMT 01-01-72

  • Dan Kima Yonif 713 DAM XIII TMT 01-01-73

  • Kasi – 4 Yonif 713 DAM XIII TMT 01-04-75

  • Kasi – 2 Brigif L-18 Kostrad TMT 01-03-78

  • Dan Yonif – 713 DAM XIII/MDK TMT 14-04-80

  • Dan Yonif – 713 DAM XIII/MDK TMT 01-07-82

  • Karotiknik Dirbang Pusif TMT 01-07-83

  • Kadep Wilnik Pusif TMT 01-05-84

  • Kas Brigif – 9 Kostrad TMT 01-05-85

  • Waasops Kas Kostrad TMT 01-08-87

  • Asops Kasidivis – 2Kostad TMT 15-08-88

  • Ajudan Presiden RI TMT 01-10-89

  • Kas Dam Jaya TMT 25-03-93

  • Pangdam Jaya TMT 01-11-94

  • Pangkostrad TMT 01-03-96

  • Kasad TMT 07-06-97

  • Pangab TMT 11-02-98

  • Menhankam/Pangab TMT 16-03-98

  • Menkopolkam TMT 29-10-990

  • Ketua Dewan Eksekutif IDe Indonesia 2000- Sekarang

  • Ketua Umum DPP Partai Hanura 2006- Sekarang

Tanda Jasa/Penghargaan

  • BT. Mahaputra Adipradana

  • BT. Dharma

  • BT. Yudha Dharma Utama

  • BT. Kartika Eka Paksi Utama

  • BT. Jalasenasa Utama

  • BT. Swa Buana Paksa Utama

  • BT. Bhayangkara Utama

  • BT. Yudha Dharma Nararya

  • BT. Kartika Eka Paksi Pratama

  • BT. Veteran Timur Tengah

  • BT. Kehormatan dari Spanyol

  • BT. Kehormatan dari Australia

  • BT. Kehormatan dari Belanda

  • BT. Pingat Jasa Gemilang dari Singapura

  • BT. Kehormatan Darjah Paduka Keberanian Laila Terbilang (DPKT) dari Brunai Darusallam

  • BT. Darjah Panglima Mangku Negara (PMN) dari Pemerintah Malaysia

  • BT. Kesetiaan XXIV Tahun

  • BT. Penegak g-30-S/PKI

  • BT. Seroja

  • BT. Wirakarya

  • BT. Dwija Sistha

  • Manggala/Wirakarya Kencana

Read On 0 comments

Peta Politik Pilpres 2009

11:18 PM
Pesta demokrasi Pilkada DKI telah usai digelar dengan memunculkan pasangan Fauzi Bowo (Foke) - Prijanto sebagai pemenang. Berdasarkan hasil perhitungan cepat (quick count) diperoleh angka bahwa pasangan Fauzi Bowo-Prijanto memperoleh suara 57,83 persen dan pasangan Adang-Dani memperoleh suara 42,17 persen. Sedangkan Golput sebesar 33,4 persen.

Hasil akhir dari pesta demokrasi di DKI Jakarta sekaligus menegaskan bahwa DKI Jakarta saat ini memiliki gubernur baru yang pertama kali dipilih secara demokratis. Dan, gubernur baru memiliki tingkat legitimasi yang tinggi dari rakyat Jakarta. Dengan demikian, perolehan legitimasi yang tinggi dan demokratis idealnya memberikan kekuatan untuk melakukan yang terbaik bagi rakyat DKI Jakarta.

Penentu Kemenangan

Setelah kemenangan itu, pertanyaannya adalah "mengapa Foke dapat memenangkan dalam Pilkada DKI Jakarta?". Pertanyaan ini menarik mengingat tingginya angka pemilih tetap yang tidak terdaftar dan ancaman golput serta perkiraan adanya pertarungan sengit dua kandidat. Guna menjawab pertanyaan tersebut, terdapat beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap kemenangan pasangan Foke-Prijanto tersebut. Yaitu, pertama, dukungan 20 parpol terhadap pasangan Foke-Prijanto. Dalam psikologi politik, meski dukungan bersifat elitis, publik setidaknya terseret arus politik yang dikembangkan elite. Mungkin ceritanya akan berbeda, apabila PKS sebagai partai pengusung pasangan Adang-Dani mampu berkolaborasi dengan beberapa partai yang bergabung untuk menyokong pasangan Foke-Prijanto, sehingga tidak terkesan eksklusif.

Meskipun pada kenyataan mesin politik ke-20 parpol pendukung Foke tidak efektif untuk all out mengerahkan dan memobilisasi kekuatannya, tetapi secara hitungan matematis masih tetap unggul dibandingkan dengan mesin politik PKS yang menyokong pasangan Adang-Dani. Jika mengacu pada hasil Pemilu 2004, idealnya ke-20 parpol penyokong Foke meraih suara sekitar 76 persen, tetapi kenyataannya mereka hanya mampu memperoleh 57,83 persen. Pasangan Foke-Prijanto setidaknya memiliki apa yang disebut sebagai pendukung fanatik partai. Dengan demikian, sekitar 20 persen suara terdistribusi kepada pasangan Adang-Dani dan sebagian menjadi Golput.

Kedua, tingginya partisipasi politik warga DKI Jakarta dalam pilkada, sekitar 66,6 persen, di atas perkiraan sebagian kalangan. Itu secara matematis menguntungkan pasangan Foke-Prijanto. Sebab, pasangan Adang-Dani memiliki massa pendukung militan dan solid, sekitar 25 persen, ditambah mereka yang tidak menghendaki status quo hingga mencapai 42,17 persen. Namun, meski Foke menang, pilkada kemarin pada dasarnya merupakan prestasi bagi PKS.

Ketiga, alasan lain yang memenangkan pasangan Foke-Prijanto adalah dukungan elite partai. Adanya dukungan elite partai baik partai besar dan partai kecil yang tergabung dalam 20 parpol pendukung Foke, dapat menjadi daya tarik publik untuk memenangkan Foke-Prijanto. Selama masa kampanye, publik Jakarta melihat adanya kerukunan elite-elite politik dalam mensukseskan pilkada DKI Jakarta. Artinya, kerukunan elite seakan memberikan jaminan politik terhadap Foke-Prijanto untuk memimpin Ibu Kota pada masa lima tahun ke depan. Hal tersebut menambah kepercayaan publik kepada pasangan Foke-Prijanto. Meskipun warga DKI Jakarta sudah bersikap rasional dalam menentukan pilihannya, tetapi pengaruh elite politik yang terlibat langsung dalam kampanye pilkada juga menjadi "daya magis" bagi publik untuk menyalurkan aspirasinya.

Keempat, pengaruh media massa dan instrumen politik yang digunakan oleh pasangan Foke-Prijanto dinilai sangat berpengaruh terhadap pilihan publik. Hal ini dapat dibuktikan sangat bervariatifnya instrumen yang ditampilkan baik dalam media elektronik, cetak, bahkan instrumen pendukung lainnya. Secara kuantitas maupun kualitas komunikasi, pasangan Foke-Prijanto jauh lebih unggul dibandingkan dengan pasangan Adang-Dani.

Keempat faktor tersebut dilihat dari praktik politik dalam pilkada sangat menentukan kemenangan calon, meskipun dari sisi lain juga terdapat faktor-faktor yang juga berpengaruh, misalnya faktor kultural dan kualitas pribadi. Namun, dalam pilkada lalu, kedua faktor tersebut tampak sangat kecil pengaruhnya, mengingat kedua pasangan calon yang tampil memiliki keterikatan kultur dan kualitas pribadi yang berimbang.

Peta Politik DKI 2009

Pelaksanaan Pilkada DKI yang berjalan demokratis dan aman pada dasarnya merupakan gambaran dari peta kekuatan politik yang bertarung di Ibu Kota. Meskipun terdapat faktor individual yang melekat pada figur kandidat yang bertarung dalam pilkada tersebut, secara kasat mata menggambarkan kekuatan politik dari parpol-parpol yang ada di Jakarta. Dalam perpolitikan di Indonesia, masyarakat kita masih memiliki keterikatan ideologis dengan parpol. Siapa pun calon yang diusung, publik masih melihat bahwa faktor ideologis partai akan ikut memengaruhi pilihan publik.

Secara kasat mata pula sebenarnya hasil Pilkada DKI kemarin menggambarkan konstelasi dan peta politik saat ini. Bahkan akan berlanjut pada peta politik 2009 mendatang. Meskipun peta politik sangat dinamis, tetapi dinamika politik masih terikat dengan ideologi politik dan patron politik. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam peta politik tidak akan berlangsung secara drastis, melainkan melalui proses-proses politik yang berlangsung.

Melihat suara yang didapat dari kedua pasangan calon dengan perincian pasangan Foke-Prijanto yang mendapat 57,83 persen dan pasangan Adang-Dani 42,17 persen, gambaran sementara menunjukkan kekuatan politik PKS semakin solid. PKS yang kita kenal sebagai partai yang sangat militan ternyata mampu mengembangkan sayapnya dengan mencuri sekitar 20 persen suara yang kemungkinan besar berasal dari parpol-parpol lainnya atau dari kalangan yang sangat kecewa dengan parpol pendukung atau Foke sendiri. Sebaliknya, kekuatan politik partai lain belum begitu solid, karena gabungan dari beberapa pendukung Foke ternyata tidak mampu memperoleh angka yang paling optimal, minimal seperti angka yang diperoleh pada Pemilu 2004 yang lalu.

Gambaran sementara peta politik DKI Jakarta itu menunjukkan bahwa parpol-parpol nonPKS mendapatkan tantangan baru untuk bekerja keras membenahi dirinya mambangun kembali citranya dan memainkan mesin politiknya dengan maksud menarik kembali suara yang tercecer dalam Pilkada tersebut. Pertanyaannya adalah mampukah parpol untuk membenahi diri menghadapi Pemilu 2009, terutama setelah calon perseorangan memiliki dasar hukum? Kita lihat saja
Read On 0 comments

Lintas Berita

© Copyright 2009 by Bajang-Gerung Blog Pilpres 2009    

ShoutMix chat widget